Senin, 11 Desember 2017

Persahabatan melalui Media Sosial



Hasil gambar untuk Persahabatan melalui Media Sosial
Tidak bisa dipungkiri lagi kita tidak terlepas pada Internet dan penggunaanya pun saat ini sudah berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya jejaring sosial media online. Sebagai pengguna kita merasa seperti “diwajibkan” untuk mempunya akun di jejaring sosial media tersebut, seperti facebook, twitter, blackberry massanger, dan masih banyak lagi. Pengguna beralasan, dengan adanya sosial jejaring sosial media mereka dapat dengan mudah menghubungi teman atau saudara yang sudah lama tidak bertemu. Ada juga yang beralasan dengan menggunakan jejaring sosial media mereka dapat menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru.
Banyak yang mengaku, mereka mendapatkan sahabat baru dari jejaring sosial media. Diawali dengan chatting, mereka bisa merasakan kedekatan emosional antara satu dengan yang lain. Namun, apakah mendapatkan sahabat dari dunia maya itu lebih baik daripada mendapat sahabat dari lingkungan kita sehari-hari? Apakah seseorang yang belum pernah bertemu dengan kita, bisa kita anggap sebagai sahabat?
Dewasa ini, sosok sahabat memang sangat diperlukan. Selain orang tua, sahabat merupakan orang terdekat kita. Wajarnya sahabat adalah sosok yang tahu kita luar dalam. Sosok yang selalu ada ketika kita butuh bantuannya, atau hanya sekedar ntuk membagi kebahagiaan. Hubungan persahabatan ini dapat terjalin dikarenakan kedekatan emosional seseorang dengan seseorang lainnya, dan dipupuk melalui kebersamaan yang sering terjalin.
Namun saat ini banyak yang melupakan bahwa sahabat adalah orang terdekat kita. Banyak remaja yang mengaku mempunya sahabat baru dari pertemuannya di jejaring sosial media. Mereka bersahabat karena “nyambung” dalam obrolan, atau mempunyai nasib yang sama. Pada kenyataannya banyak juga yang mengaku mempunyai akun jejaring sosial hanya untuk menipu orang. Contoh konkritnya pada kasus Vicky Prasetyo yang menipu banyak wanita untuk dijadikan istrinya, atau pada kasus penipuan dengan modus belanja online. Lalu, baikkah mempunyai sahabat dari dunia maya?
Apa yang kita kerjakan selalu mempunyai konsekuensinya. Sama seperti mempunyai sahabat dari dunia maya. Dari segi positifnya, kita dilatih untuk menjadi seseorang yang sabar, sabar menunggu pada saat kita sudah online tetapi sahabat kita belum juga online. Kita dilatih juga untuk mempercayai orang lain, walaupun baru saja berkenalan. Selain itu, kita juga dilatih untuk menjadi sesorang pendegar yang baik apabila sahabat dunia maya tersebut sedang berkeluh kesah. Sisi negatifnya adalah kita tidak pernah tau apakah dia benar-benar orang baik, atau hanya seseorang yang mau menipu kita. Kita diliputi kecurigaan ketika sedang berkeluh kesah dengan sahabat kita tersebut.
Salah satu cara untuk mengetahui sahabat dari dunia maya kita baik atau tidak adalah dengan mengajaknya bertemu.memang cara ini sedikit merepotkan.Jika responnya baik, dan dia mau untuk diajak beretemu kemungkinan ia adalah sesorang yang baik pula. Namun, jangan lupa untuk mengajak kawan ketika ingin bertemu agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Boleh saja berteman dengan siapapun di jejaring sosial media, namun kita juga perlu berhati-hati dalam memilih teman di jejaring sosial media, karena tidak semua yang menggunakan jejaring sosial media adalah orang yang baik. Kita harus lihai, agar tidak tertipu. Sudah banyak kasus pembunuhan atau pemerkosaan yang terjadi akibat kesalahan dalam memilih teman di jejaring sosial media. Jangan sampai kita menjadi korban selanjutnya.
Pada akhirnya, sahabat dari dunia nyata merupakan sosok yang paling penting. Karena kita telah mengetahui latar belakang sahabat kita tersebut. Tidak ada rasa curiga yang akan timbul, apabila kita sedang bersama sahabat kita. Tidak ada tipu menipu karena kita sudah mengetahui watak dan sifat sahabat kita. Maka dari itu timbulah rasa nyaman yang selalu bisa mendekatkan kita dengan sahabat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESUME BAB 6

 AKSIOLOGI PAULO FREIRE Pada pembahasan kali ini saya akan meresume buku Struktur Fundamental Pedagogik karya Dr. Dharma Kseuma, M.Pd. ...