Tidak ada seorang pun yang tidak berbakat, yang
membedakan ialah ada tidaknya minat untuk mengembangkannya. Bakat merupakan
potensi bawaan yang dimiliki manusia, sedangkan minat tercipta karena adanya
ketertarikan kuat atas sesuatu. Kedua hal ini seringkali dikaitkan dengan
faktor kecerdasan dan kesuksesan seseorang. Bagi saya sendiri, orang cerdas itu
orang yang mampu memahami, mengembangkan dan mendayagunakan bakatnya untuk
kepentingan dan kebahagiaan hidupnya, dan orang sukses ialah orang yang mampu
membahagiakan hidupnya. Sukses bisa saja karena bakat, tetapi sering juga
karena minat. Jika demikian, bagaimana bakat itu muncul dan terbentuk dalam
diri kita? Bagaimana kita bisa mengembangkan keduanya?
Keberadaan minat merupakan faktor utama bagi pengembangan
bakat karena tanpa minat, bakat tidak akan berdayaguna. Artinya, minat yang
tinggi akan membuat kita mampu melakukan sesuatu sekalipun kita tidak berbakat,
sebaliknya berbakat tanpa minat akan sulit mengembangkan bakat tersebut. Karena
itu, ketika kita mengenali dan memahami bakat kita, tumbuhkanlah dan
peliharalah minat kita agar bakat yang kita punya terjaga. Minat bisa
diciptakan, tetapi bakat merupakan bawaan yang tidak bisa kita ciptakan dengan
tiba-tiba. Semua orang bisa melakukan hal yang sama dengan kita, tetapi yang
berbakat bisa menghasilkan kualitas yang lebih baik. Untuk memahami bakat dan
minat memang bukan masalah gampang karena tidak hanya menyangkut masalah
banyaknya teori dan tes untuk mengenali bakat dan mengukur minat kita.
Lebih dari itu, ada yang sangat penting untuk kita pahami yakni bagaimana
mengembangkan bakat dan minat itu untuk sebuah prestasi kehidupan karena tidak
semua orang mampu memaksimalkan bakatnya, sekalipun ia telah mengenali dan
mengetahuinya.
Untuk mengembangkan bakat dan
minat, diperlukan beberapa faktor berikut. Pertama, stimulasi. Faktor
stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang utama
ialah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan
fokus dengan kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat kepada
kelemahan, karena waktu kita akan terbuang, sehingga bakat pun ikut terpendam
dan minat jadi “melempem”. Kedua, berusahalah untuk kreatif dengan
mencari inspirasi dari mana saja dan dari siapa saja. Kreativitas akan menuntun
jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat, menumbuhkembangkan minat,
sehingga kita bisa mengembangkannya agar bermanfaat untuk hidup kita. Ketiga,
peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kita harus jujur mengakui bakat yang kita
miliki sekalipun tidak begitu kita minati. Ketulusan mensyukuri bakat dapat
menumbuhkan minat meskipun perlu proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap
ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan minat.
Misalnya, kita semua bisa menulis, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan
tulisan yang lebih baik daripada yang lainnya. Ketika bakat itu disertai dengan
minat yang kuat, maka bakat itu akan berkembang lebih pesat dan berkualitas.
Bakat itu akan mengundang kerinduan untuk melakukannya kembali, seperti energi
yang mensuplai kebutuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar