PENDIDIKAN
DAN LOGIKA BERPIKIR
Dalam buku Filsafat
Pengetahuan karya Prof. Dr. Cecep Sumarna pendidikan Indonesia, berada dalam
kebingunan akut. Pendidikan dianggap gagal dalam memainkan perannya. Kegagalan yang
dimaksud terjadi karena rendahnya kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan.
Tujuan pendidikan
nasional menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hal ini, terselip
harapan bahwa dengan seseorang mengecap pendidikan, maka orang tersebut
diharapkan mengalami perubahan, yaitu bertambah ilmunya, luas wawasannya, serta
semakin baik intelektualitas dan moralnya. Artinya, hasil dari pendidikan
adalah mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Kebanyakan mahasiswa di
Indonesia apabila diberikan gelar Cum
Laude Setelah lulus dari perguruan tiinggi negeri, mereka masih bingung
kemana akan bergerak. Jika mereka diberikan suatu perkerjaan disuatu instansi
dengan gaji yang menjanjikan lalu mereka menerimanya atau diterimanya di
instaansi tersebut, maka hal ini menjadi ciri bahwa pendidikan di Indonesia
hanya mampu mencerdaskan perserta didik dan abai dalam mengemban kreatifitas
berpikir mereka.
Mahasiswa sebagai salah satu bagian dari pendidikan adalah objek yang ditempah
melalui pengajaran dibangku kuliah. Merunut tujuan pendidikan nasional kita,
mahasiswa diharapkan menjadi manusia yang kreatif dan berilmu setelah diproses
di lingkungan pendidikan. Memiliki moral yang baik, berprinsip, serta
menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan sikap-sikap seperti ini maka
sesungguhnya mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa telah layak mewarisi
kekuasaan dan tanggung jawab untuk memajukan negara Indonesia tercinta ini.Namun mirisnya, kebanyakan mahasiswa saat ini lebih berorientasi pada selembar ijazah dibanding ilmu pengetahuan. Tujuan utama mereka melanjutkan kuliah adalah untuk mendapatkan selembar ijazah demi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ilmu pengetahuan menjadi nomor yang kesekian.
Seperti saat masa
sekolah, yang dituntut aspek nilai rapot tanpa memperhatikan aspek perkembangan
dan proses dari perserta didik tersebut.
Dengan selembar Ijazah mahasiswa
biasanya justru senang dengan suatu nilai kuantitatif dan sesuatu yang dapat
dibanggakan. Mereka menganggap memperoleh nilai tinggi merupakan suatu hal
unggulan.
Pada akhirnya mahasiswa
berlomba lomba meraih prestasi demi suatu kebangaan yang ingin dicapai tanpa
melalui proses yang sepandan atau proses yang mulia.
Hal lain yang menyebabkan
kegagalan pendidikan dalam perannya adalah, tingginya tingkat pendidikan
seseorang justru telah meningkatnya beban baru baik bagai pemerintah. Akhirnya pengangguran
kaum terdidik terus meningkat dan cepat karena adanya ketidak seimbangan
anatara suplay dan demand.
Maka dari itu
pentingnya pembenahan pembelajaran mulai pendidikan dasar hinggan pendidikan
tinggi.
Sistem rekruitmen untuk
instansi pemerintah maupun swasta juga jangan hanya mengutamakan tamatan apa.
Tapi yang lebih utama adalah keunggulanmu apa. Karena hal ini dapat berpengaruh
terhadap motivasi para kaum terdidik dalam menuntut ilmu. Ketika dunia kerja
lebih menuntut skill atau keunggulan, maka otomatis para mahasiswa akan lebih
mengutamakan ilmu bukan nilai yang tertera dalam ijazah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar