Apa yang terlintas di pikiran anda ketika mendengar
istilah anak berkebutuhan khusus? Banyak orang yang menganggap istilah anak
yang berkebutuhan khusus atau ABK ini merupakan suatu hal yang buruk dan jelek.
Stigma di masyarakat masih menilai bahwa yang namanya anak dengan berkebutuhan
khusus adalah anak yang mengalami cacat, baik fisik maupun mental. Padahal,
sebenarnya yang namanya anak berkebutuhan khusus bukan hanya disematkan pada
mereka yang memiliki kecacatan. Ada beberapa kondisi juga yang terjadi pada
anak-anak dan masuk ke dalam kriteria berkebutuhan khusus ini, seperti misalnya
gangguan belajar, bahkan anak yang jenius dengan IQ sangat tinggi pun juga
termasuk anak berkebutuhan khusus.
Banyak contoh kondisi anak yang bisa dikategorikan
sebagai anak berkebutuhan khusus. Perlu anda ingat bahwa yang namanya
berkebutuhan khusus bukan hanya mengacu pada hal-hal yang negatif (defisit,
tidak mampu, kekurangan) namun juga pada hal-hal yang positif (superior,
memiliki kelebihan yang tidak biasa). Jadi dapat disimpulkan bahwa, anak
berkebutuhan khusus merupakan anak yang memang spesial, dan membutuhkan
perlakuan khusus yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang berada pada
kondisi rata-rata. Perlakuan tersebut misalnya :
- Metode belajar yang berbeda
- Cara berkomunikasi yang berbeda
- Lingkungan sosial, keluarga, dan pola asuh yang berbeda
- Jenjang pendidikan yang berbeda
- Dan masih banyak lagi.
Karena itu, stigma dimana anak berkebutuhan khusus
hanyalah mengerucut pada mereka yang mengalami “kecacatan” tentu saja kurang
tepat. Karena pada dasarnya, anak berkebutuhan khusus memiliki spektrum yang
lebih luas dibandingkan hanya dengan “kecacatan” semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar