Prangka? Apa itu Prasangka? Apakah prasangka
bermanfaat? Apa prasangka mu telah pada tempatnnya?
Prasangka sebenarnnya tidak tepat,
Peselisihan saat ini kian marak terjadi antar individu dengan individu lain,
atau perselisihan yang timbul di antara individu dengan kelompok lain. Di satu
sisi yang lain, kerap terjadi perselisihan tersebut dikarena oleh andil dan
peran dari prasangka buruk yang muncul di antara beberapa individu yang salaing
berselisih. Tak jarang, akibat prasangka pun mampu untuk memecah persatuan yang
telah lama di bina di suatu komunitas, ataupun satu organisasi. Dalam rumah
tangga pun kerap sekali perselisihan yang terjadi diakibatkan oleh tidak
kuasanya salah satu pasangan untuk meredam prasangka buruk terhadap
pasangannya.
Lalu yang menjadi pertanyaan bahwa,
apa itu prasangka? Mengapa kemunculan prasangka ini kerap sekali menjadi pemicu
perselisihan yang terjadi? Untuk lebih jelasnya kita perlu untuk memahami
prasangka terlebih dahulu.
Prasangka menurut sherif adalah
segala suatu sikap yang menunjukkan perasangka, menurut Bimo Walgito (2003)
menyatakan bahwa prasangka merupakan evaluasi seseorang ataupun kelompok yang
mendasarkan diri kepada keanggotaan dimana seorang tersebut menjadi anggotanya,
biasanya prasangka ini memiliki kecendrungan untuk melakukan evaluasi negative
terhadap outgroup.
Prasangka sosial ini merupakan sikap
perasaan dari orang-orang terhadap suatu golongan manusia tertentu, ras,
ataupun kebudayaan yang berlainan dengan golongan orang yang telah berprasngka
itu sendiri. Selanjutnya prasangka sosial ini terdiri dari beberapa jenis
seperti dari attitude social yang negativ dengan kelompok atau golongan lain,
hingga mempengaruhi tingkah lakunya terhadap kelompok ataupun golongan lain.
Mungkin dahulu prasangka hanyalah
suatu kecendrungan berbentuk sikap yang muncul, namun hari ini prasangka pun
berkembang ke arah yang menghawatirkan. Bentuk-bentuk pola diskriminasi yang
timbul pun banyak disebabkan oleh prasangka yang sengaja diciptakan.
Maka tak heran apabila bangsa yang
ada di seluruh dunia khususnya Indonesia mengalami banyak perselisihan dan
kekacauan. Pun dalam hubungan rumah tangga yang terjadi, sama halnya demikian.
Berapa banyak kasus perceraian saat ini yang diawali dengan prasangka dalam
bentuk kecemburuan yang membabi buta. Tak jarang kecemburuan yang muncul
menyebabkan salah satu pasangan gelap mata dan berani untuk menghabisi nyawa
pasangannya.
Menghindari prasangka terhadap
sesama adalah salah satu cara untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan,
terlebih di negara yang memegang teguh perbedaan, “ berbeda-beda namun tetap
satu jua”. Ketika prasangka terhadap sesama mampu diredam dan ditekan maka
bangsa Indonesia akan lebih mampu untuk berkembang dan maju secara mandiri,
tanpa disibukan untuk mengurusi konflik dan perselisihan yang cendrung
destruktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar