Senin, 11 Desember 2017

Hakikat orang berilmu dan orang sok berilmu






apakah ini yang dimaksud dengan jenis orang yang “berpengetahuan” dan orang-orang yang “sok berpengetahuan” alias “sok tahu” di dalam kelompok masyarakat?

Orang disebut berilmu ketika orang tersebut dianggap memiliki pengetahuan.
Makna pengetahuan di sini sangatlah tidak terbatas. Karena pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal, melalui pergaulan, melalui bacaan, melalui diskusi, melalui kajian penelitian, melalui perjalanan, melalui berbagai pengalaman hidup, termasuk melalui browsing berita-berita ataupun informasi lainnya di internet, hingga orang mampu menjelajahi ruang dan waktu dalam dunianya yang dilipat, yaitu sebuah dunia yang melahirkan dirkursus-diskursus, sebuah cara menghasilkan pengetahuan, lengkap dengan berbagai praktik sosial, bentuk subjektivitas, relasi kekuasaan, dan kesalingberkaitan di antara semua aspeknya (Piliang, 2010:20).
Bahwa sesumbar terkadang menghancurkan. Ia menjadi racun tanpa kita tau ia kan mematikan. Belum-belumm ia menantang sang ahli debat perbandingan internasional, ia sudah keok dahulu melawan sosok lokal.
Diibaratkan sebuah senjata ia adalah senjata yang kelak kan membunuh tuannya sendiri. Tentu tidak ada orang yang menyenangi sosok yang sering mengumbar kesombongan dengan merendahkan orang yang lainnya. Bahkan seorang tokoh pun akan terlihat hancur manakala ia mulai merendahkan orang lain.
Maka ada pepatah yang mengatakan bahwa semakin orang memahami sebuah ilmu maka ia akan semakin merasa tidak tau. Begitu ketawad’uan nan rendah hati dari seorang berilmu menjadikan dirinya berhati-hati untuk berlaku sombong memamerkan keilmuannya.
Hal berbeda ketika ada seseorang yang memintanya diajari olehnya suatu masalah, tentulah sang berilmu akan dengan senang hati untuk membagikan apa yang ia tau. Karena orang yang berilmu akan memahami dalam konteks apa ia sebaiknya mengajarkan dan konteks apa yang mengharuskan mereka diam.
Begitu mulianya orang yang berilmu sampai filosofinya pun tercermin dalam sebuah padi. Dimana ia semakin berisi ia akan semakin merunduk. Dan kita perlu ingat bahwa hakikat orang yang berilmu akan bermanfaat bagi sekitar dan orang lain. Dan orang yang sesumbar hanya akan menyakiti orang lain. wallahualam bishawab.

1 komentar:

RESUME BAB 6

 AKSIOLOGI PAULO FREIRE Pada pembahasan kali ini saya akan meresume buku Struktur Fundamental Pedagogik karya Dr. Dharma Kseuma, M.Pd. ...